Kamis, 24 April 2014

Uma Lontiok

Lontiok (lentik dalam Bahasa Indonesia) berarti melengkung atau bengkok. Lontiok memiliki bentuk melengkung ke atas yang memiliki simbol untuk menghormati Tuhan / Allah. Rumah Lontiok memiliki keunikan bentuk, serta memiliki nilai-nilai simbolik yang terkandung pada rumah tradisional Lontiok.

 Pengolahan material, pilihan bentuk, penggunaan ragam hias dan maknanya diduga berhubungan erat dengan nilai adat serta nilai sosial masyarakat Kampar. SALAH SATU RUMAH LONTIOK DI DESA WISATA PULAU BELIMBING Bentuk rumah Lontiok berasal dari bentuk perahu, hal ini tercermin dari sebutan pada bagian-bagian rumah tersebut seperti : bawah, tengah, ujung, pangkah, serta turun, naik. Dinding depan dan belakang dibuat miring keluar dan kaki dinding serta tutup didinding dibuat melengkung sehingga bentuknya menyerupai sebuah perahu yang diletakkan di atas tiang-tiang. Rumah Lontiok berfungsi sebagai rumah adat dan rumah tempat tinggal.

 Dibangun dalam satu prosesi panjang yang melibatkan masyarakat luas serta upacara. Struktur bangunannya terdiri atas bagian bawah (kolong), bagian tengah dan bagian atas. BALAI ADAT KABUPATEN KAMPAR YANG BERBENTUK RUMAH LONTIOK Pembagian ini dipengaruhi oleh pemikiran kosmologi tradisi masyarakat Indonesia yang membagi alam atas tiga lapisan yaitu : lapisan atas sebagai tempat tinggal dewa, lapisan tengah sebagai tempat tinggal manusia dan lapisan bawah alam kejahatan.

Bagian bawah difungsikan sebagai tempat penyimpanan alat kerja, kayu bakar, hasil kebon, bagian tengah sebagai tempat tinggal manusia yang merupakan harmoni hubungan dunia atas dan dunia bawah, sedangkan bagian atas dijadikan sebagai tempat penyimpanan barang-barang berharga dan benda-benda pusaka. Ragam hias yang digunakan pada rumah Lontiok terdiri dari bentuk stilasi tumbuh-tumbuhaan, binatang serta bentuk geometris terlihat pada motif bunga kundur,akar pakis, selembayung yang distilasi dari bentuk kepala kerbau, lebah bergantung, pucuk rebung, bintang dan lain-lain.

 Makna tersimpan dibalik bentuk bangunan, ragam hias, simbol-simbol yang terdapat pada komponen bangunan yang hanya dapat dipahami dalam konteks budaya masyarakat Kampar.

*Sumber: detakkampar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar